-->Langsung Ke Konten Utama

Manajemen Pengelolaan (Pengolahan) Sampah Di Era Modern

Hebbie Ilma Adzim, S.ST Go Green | Januari 05, 2020

6 (Enam) Hierarki Pengelolaan (Pengolahan) Sampah Modern

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah tersebut dapat berupa gas, cairan, uap dan padat. Permasalahan sampah perlu mendapat perhatian masyarakat mengingat semakin banyaknya sampah yang dihasilkan setiap hari sedangkan terdapat keterbatasan lahan untuk mengolah (mengelola) dan menampung sampah-sampah tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk menuju kepada kehidupan yang ramah lingkungan, efisien dan sehat alami.

Terdapat banyak macam sampah, beberapa di antaranya ialah :

  1. Sampah perkotaan : termasuk sampah rumah tangga, sampah dari hasil kegiatan komersil (wisata, kantor, bisnis, dsb) dan sampah runtuhan bangunan.
  2. Sampah industri (limbah)
  3. Sampah bio-medis (termasuk sampah dari hasil kegiatan klinik ataupun rumah sakit).
  4. Sampah dengan bahaya khusus : sampah radio aktif, bahan peledak, elektronik, dsj.

Terdapat 6 (enam) hierarki pengendalian (pengelolaan) sampah modern antara lain :

  1. Pencegahan (Prevention) : mencegah timbulnya sampah di setiap aktivitas yang dilakukan.
  2. Pengurangan (Minimization) : menahan (mengurangi) timbulnya sampah di setiap aktivitas yang dilakukan.
  3. Penggunaan (Reuse) : menggunakan kembali elemen dari sampah yang masih bisa digunakan kembali.
  4. Daur Ulang (Recycle) : menjadikan sampah menjadi produk lain. Terdapat 2 (dua) macam jenis daur ulang antara lain :
    • Daur ulang naik : menjadikan sampah bernilai rendah menjadi produk bernilai tinggi (contoh : kerajinan dari koran bekas).
    • Daur ulang turun : menjadikan sampah bernilai tinggi menjadi bahan baku bernilai rendah (contoh : sampah elektronika menjadi bahan baku kabel).
  5. Pemulihan Energi (Energy Recovery) : memanfaatkan sampah untuk dijadikan energi alternatif (contoh : pembangkit listrik, pembuatan pupuk, gas alam, dsb).
  6. Pembuangan (Disposal) : membuang sampah ke tempat yang ditentukan secara khusus (contoh : pengurukan, incinerator/tungku bakar, gasifikasi dan solusi akhir lainnya).

Beberapa cara/langkah pemilahan sampah antara lain :

A. Pemilahan jenis sampah organik (yaitu sampah yang dapat diurai / cepat membusuk) :

  1. Sampah sisa makanan, sayuran dan buah.
  2. Sampah dedaunan kering, dsj.

B. Pemilahan jenis sampah anorganik (yaitu sampah yang tidak terurai / tidak mudah membusuk) :

  1. Sampah kertas HVS.
  2. Sampah kertas karton/kardus.
  3. Sampah kain.
  4. Sampah plastik.
  5. Sampah botol plastik.
  6. Sampah botol kaca.
  7. Sampah kaleng.
  8. Sampah busa.
  9. Sampah stereofoam.
  10. Sampah runtuhan bangunan, dsb.

C. Pemilahan jenis sampah bio-medis :

  1. Sampah jarum dan tabung suntik.
  2. Sampah bungkus dan botol obat.
  3. Sampah sarung tangan medis, masker, dsj.
  4. Sampah kapas, kasa, plester, dsj.

D. Pemilahan jenis sampah elektronik :

  1. Sampah perangkat elektronika rusak (handphone, tv, radio, komputer, dsb).
  2. Sampah komponen elektronika rusak (PCB, IC, soket, dsj).
  3. Sampah kabel-kabel rusak, dsb.

E. Pemilahan jenis sampah logam :

  1. Sampah dan skrap besi/baja.
  2. Sampah dan skrap kuningan.
  3. Sampah dan skrap aluminium.
  4. Sampah dan skrap tembaga, dsb.

F. Pemilahan jenis sampah berbahaya :

  1. Sampah lampu TL (mengandung gas merkuri berbahaya).
  2. Sampah baterai (mengandung timbal).
  3. Sampah aki.
  4. Sampah radioaktif.
  5. Sampah bahan peledak, dsj.

Manajemen pengelolaan (pengolahan) sampah modern :

  1. Pengurukan (Landfill)

    menguruk sampah dengan tanah di tempat tertentu (khusus) secara masif (kuantitas besar). Tempat pengurukan umumnya dibangun pada pertambangan, galian, terowongan, lubang ataupun ruang bawah tanah yang sudah tidak digunakan/dipakai lagi.

    Pada metode pengurukan masa lampau menimbulkan masalah seperti sampah terbawa angin, menarik binatang kecil (kutu maupun tikus) serta menghasilkan lumeran air endapan sampah (air lindi sampah).

    Hasil lain dari metode pengurukan sampah ialah terbentuknya gas (umumnya gas metana dan karbon dioksida/CO2) yang dihasilkan melalui penguraian anaerobik, dimana gas tersebut menghasilkan masalah bau dan gas efek rumah kaca.

    Pada metode pengurukan modern menambahkan lapisan plastik di dasar pengurukan untuk menampung air lindi sampah. Sampah yang dibuang juga dimampatkan terlebih dahulu, juga ditambahkan penutup untuk menghindari binatang kecil (kutu ataupun tikus). Ditambahkan juga di dalamnya untuk mengumpulkan gas yang dihasilkan sampah untuk menjadi bahan bakar pembangkit listrik.

  2. Pembakaran dengan tungku bakar (Incineration) :

    proses ini mengurangi volume sampah padat hingga 30% dari volume sampah padat sebelumnya.

    Proses ini mengubah sampah menjadi panas, gas, uap panas dan debu.

    Metode ini banyak digunakan pada pengelolaan (pengolahan) sampah pada pabrik (industri). Pada industri, metode pembakaran digunakan untuk pembuangan sampah cair, gas maupun padat.

    Metode pembakaran praktis digunakan untuk pembuangan jenis sampah biomedis.

    Pada perkembangannya, pembakaran sampah juga dimanfaatkan untuk pembakaran tungku peleburan dan juga boiler untuk menghasilkan energi listrik.

    Namun penggunaan metode pembakaran mengandung masalah polusi udara yang diakibatkan dari reaksi pembakaran sampah.

  3. Daur ulang (Recycle) :

    secara umun sampah-sampah yang dapat didaur ulang antara lain aluminium (sampah kaleng minuman), tembaga (sampah kabel listrik), besi/baja (sampah tabung aerosol), polyethylene (sampah botol plastik), kaca (sampah toples dan botol kaca atupun piring kaca), kertas (sampah koran, kardus, HVS, dsj) dan juga sampah serat (fiber) termasuk PVC, LDPE, PP dan PS serta sampah elektronika.

  4. Proses ulang biologis (Biological reprocessing) :

    penguraian sampah organik secara alami (melalui proses alami alam) menghasilkan kompos untuk pupuk. Proses ini juga menghasilkan gas (gas metana) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

  5. Pemulihan energi (Energy recovery) :

    membuat sampah menjadi bahan bakar langsung boiler untuk menghasilkan uap panas dan energi listrik melalui turbin.

    Proses ini juga dapat dilakukan dengan membuat sampah menjadi bahan bakar tidak langsung dalam bentuk lain.

    Proses ini terdapat 2 (dua) macam yaitu pyrolysis dan gasifikasi. Keduanya merupakan bentuk proses yang saling berkaitan dengan memberikan perlakuan panas terhadap sampah dengan suhu yang sangat tinggi dengan batasan ketersediaan oksigen. Kedua proses tersebut secara umum menggunakan tangki tertutup bertekanan tinggi.

    Pyrolysis pada sampah padat mengubah sampah padat menjadi padatan, cairan dan gas. Hasil cairan dan gas pyrolysis dapat dijadikan bahan bakar pembangkit listrik ataupun diolah kembali menjadi produk kimia lain, sedangkan hasil padatan dapat diolah kembali menjadi produk karbon aktif.

    Gasifikasi digunakan untuk mengubah sampah organik menjadi gas sintesis yang terbentuk dari karbon dioksida (CO2) dan hidrogen (H2). Gas sintesis dijadikan bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap.

6 (Enam) Hierarki Pengelolaan (Pengolahan) Sampah Modern

Komentar

1 komentar utama terbaru :

Ryan HakimRyan Hakim - 9/12/14 08:09

ini teori persamphannya menurut siapa (Ahli)?

Hebbie Ilma Adzim, S.STHebbie Ilma Adzim, S.ST - 10/12/14 06:31

Menurut teras penganggur sendiri mas :-o

Balas KomentarKomentar Baru

Artikel Populer

Dengan mengunjungi situs kami, Anda menyetujui penggunaan cookies pada situs kami. (By visiting our site, You consent to the use of cookies on our site). Detail cookies.