Iman Terhadap Rizki Allah SWT
Hebbie Ilma Adzim, S.ST Humanora | Januari 05, 2020
Rizki merupakan suatu hal yang sudah ditentukan Tuhan (Allah) kepada setiap hambaNya. Rizki setiap hambaNya telah dijamin oleh Allah SWT dimanapun dan bagaimanapun keadaan hambaNya berada. Rizki adalah hal yang wajib kita imani dan yakini sebagaiman wujud kasih sayang Allah terhadap hambaNya bagi semua orang beriman. Merupakan hak dan kekuasaan Allah SWT untuk meluaskan ataupun menyempitkan rizki kepada siapapun yang dikehendaki oleh Allah. Tugas hambaNya hanyalah wajib iman dan yakin bahwa semua yang dikehendaki Allah adalah baik bagi hambaNya yang beriman serta Allah tidak akan menelantarkan hambaNya kecuali terhadap apa-apa yang sudah digariskan Allah kepada tiap hambaNya.
Tidak berkurang kekayaan dan kekuasaan Allah sejak penciptaan semesta alam hingga kiamat nanti karena memberikan rizki pada tiap hambaNya tanpa bisa dihitung. Apabila hambaNya berdoa meminta sesuatu kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan ap yang diminta oleh hambaNya. Begitu Maha Pemurahnya Allah apabila terdapat hambanya yang berbuat dosa dan bertobat, niscayalah Allah akan mengampuni selama hamba tersebut tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun karena Kebesaran dan Kasih Sayang Allah bagi hamba-hambaNya yang soleh.
Tuhan tidak akan melupakan rizki tiap hambaNya bagaimanapun keadaannya dan dimanapun hambaNya berada sebagaimana kisah berikut :
Pada suatu waktu Nabi Sulaiman sedang bersembahyang di tepi laut. Beliau melihat seekor semut melata sedang menggigit di mulutnya selembar daun hijau. Dilihatnya semut itu berteriak sewaktu sudah sampai di tepi air dan keluarlah menyambut seekor katak yang lalu membawa si semut menyelam ke dasar laut. Setelah satu jam lewat, keluarlah si semut terapung di atas air dan ditanya oleh Nabi Sulaiman apa yang dilakukan si semut di dasar laut.
Si semut menjawab bahwa di dasar laut terdapat batu besar yang di tengah-tengahnya hidup seekor ulat yang rizkinya oleh Allah dipasrahkan kepada si semut. Setiap hari si semut membawa makan si ulat dua kali dan diantar oleh malaikat yang menjelma sebagai katak. Setiap kali si ulat habis memakan rizki yang dibawa oleh si semut, si ulat bertasyakur kepada Allah dan berkata "Maha Besar Allah yang telah menciptakan aku dan menakdir aku hidup di dasar laut ini tetapi tidaklah Ia melupakan rizkiku". Adakah Tuhan akan melupakan umat Muhammad dari pemberian rizki dan rahmatNya.
Tuhan menjamin rizki tiap-tiap hambaNya dan mempunyai banyak macam cara untuk memberi rizki kepada tiap hambaNya sebagaimana kisah berikut :
Dalam suatu riwayat, Al-Imam Azzahidi berusaha untuk mempertebal keyakinannya tentang rizki. Maka keluarlah ia dari kota menuju sebuah gunung dan memasuki gua di dalamnya serta tinggal di dalamnya sambil berkata dalam hatinya : ingin melihat bagaimana Tuhan akan memberikan rizkinya dalam tempat itu. Kemudian tiba-tiba ada suatu kalifah tersesat dalam perjalanannya dan masuk ke dalam gua itu untuk berlindung dari hujan yang sedang turun deras.
Tatkala dilihat Iman Zahidi berada di situ sambil membisu tidak menjawab segala pertanyaan yang ditanyakan oleh orang-orang kalifah itu kepadanya, rombongan kalifah tersebut kemudian menyalakan api di sebelahnya kalau-kalau Imam Zahidi kedinginan. Dihidangkan juga makanan di sebelahnya kalau-kalau Imam Zahidi lapar. Tetapi semua gerak dan usaha para rombongan kalifah tidak dihiraukan oleh Imam Zahidi dan tetap membungkam tidak bersuara ataupun menyentuh makanan yang ada di depannya. Terpaksalah dua orang dari rombongan kalifah membuka mulut Imam Zahidi dengan paksa dan memasukkan beberapa suap makanan dan barulah Imam Zahidi tersenyum dan tertawa lebar. Bertanyalah dua orang dari rombongan kalifah kepada Imam Zahidi "Gilakah engkau?" dan dijawab oleh Imam Zahidi "Tidak, tetapi aku mencoba bagaimana Tuhan memberikan rizki kepadaku dan hamba-hambaNya di mana saja dan dalam keadaan apa saja mereka berada".
Adapun besar dan kecinya rizki yang diterima oleh hambaNya, ialah kekuasaan dan kehendak Allah untuk meluaskan rizki ataupun menyempitkannya bagi siapapun yang Allah kehendaki.
QS Al Isro 30 : "Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rizki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya".
RS Ar Ra'ad 26 : "Allah meluaskan rizki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibandingkan dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).
Rasulullah (Nabi Muhammad Saw) pernah menasehatkan "Cukupkanlah dirimu dengan kekayaan Allah. Apa itu? tanya para sahabat. Yaitu nafkah satu hari satu malam, jawab Rasulullah".
Komentar